“Saya sadari kondisi ini sangat serius dan perlu segera diatasi, karena faktor ini adalah penentu penyampaian konten pembelajaran kepada siswa. Saya sangat mengapreasiasi perjuangan dan kesabaran para guru dan orang tua yang telah semaksimal mungkin memfasilitasi PJJ bagi anak-anak,” ucapnya.
Nadiem berharap, Kemendikbud memperoleh masukan secara langsung dari para pengguna layanan pendidikan untuk peningkatan kualitas kebijakan mendatang.
“Kami sedang merancang apa yang bisa kami lakukan untuk mengatasi masalah kurikulum dan pengadaan kuota, kami mendengar keluhan ini dan meresponnya,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin mengaku sangat menyambut baik wacana tersebut. Lantaran selama ini pembelajaran jarak jauh (PJJ), kerap kali disoal sebagian orang tua siswa. “Tentu kami sangat menyambut baik ini, karena memang selama ini pembelajaran daring jadi sorotan,” ucapnya.
Fahrudin mengaku sangat setuju, jika Kemendikbud bakal menyederhanakan kurikulum di tengah pandemi covid-19 ini. Ia juga sangat setuju, jika unsur fleksibilitas bisa menjadi dasar acuan PJJ. “Karena setiap daerah dan wilayah tentu memiliki karakteristik dan persoalan yang berbeda,” singkatnya.
Dirinya berharap, penyederhanaan kurikulum dapat menjadi solusi terbaik untuk proses PJJ. Pada prinsipnya Kemendikbud telah meluncurkan program Merdeka Belajar, yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan kepala sekolah dan guru untuk melakukan inovasi yang bisa digunakan dalam berbagai keadaan.