Begitulah. Setiap badannya panas ia cari Panadol. Lian hua kan obat Covid-19. Bukan obat untuk panas. Begitulah yang hidup di benaknya.
Sampai di situ ia tidak curiga tertular Covid-19. Karena itu ia juga tidak berinisiatif tes Covid-19.
Tahu-tahu sudah parah. Barulah Wie Kiong masuk rumah sakit. Meninggal dunia. Di rumah sakit itulah baru diketahui Wie Kiong positif.
Saya memang mendapat kiriman banyak WA tentang orang yang meninggal itu. Tapi nama yang meninggal itu Suwiro Widjojo. Baru belakangan saya tahu kalau Suwiro itu nama resmi Wie Kiong. Para pengusaha Surabaya pun heboh. Wie Kiong orang yang sangat terpandang. Ia juga aktif di yayasan sosial yang dibentuk oleh paguyuban suku Xianyou.
Lebih heboh lagi keesokan harinya. Yakni ketika beredar WA yang isinya serem: Kakak Wie Kiong juga meninggal. Demikian juga 8 orang yang ikut rapat Yayasan Xianyou itu. Mereka memang baru saja kumpul-kumpul. Sambil makan-makan. Dan nyanyi-nanyi. Keluarga ini memang punya resto-cafe yang terkenal di G-Walk Citraland. Di Surabaya Barat. Salah satu putri mereka disekolahkan khusus ke Prancis sebelum membuka resto itu. Saya sering diminta mencoba masakan baru di situ. Sebelum ada Covid-19.
Saya tidak terpancing WA yang serem-serem itu. Saya hubungi ketua Yayasan Xianyou: Tjokro Saputra. Ia pemilik mall ITC-Mangga Dua di seberang Pasar Atom Surabaya. Setiap tahun Tjokro merelakan mall-nya untuk kejuaraan barongsai –saya adalah Ketua Umum FOBI sejak organisasi itu berdiri.