Singa Putih

0
44

Gedung sekolahnya pun dibuat modern. Megah. Wajah depannya pun seperti bangunan Eropa lama. Pilar-pilarnya besar dan tinggi. Ada mahkota di bagian atas pilar itu. Lalu ada dua patung singa putih yang lagi mangap di atas gedung.

Kemarin malam bangunan itu diresmikan. Saya diminta hadir. Itulah gedung yang dikerjakan hanya selama 40 hari. Seluruh santri ikut membangun. Siang malam. Dengan arsitek kiai sendiri.

Di samping mengharamkan tidur bagi dirinya sendiri, sang kiai juga mengharamkan beristri lebih dari satu. Ia contohkan itu ke masyarakat. Kiai sendiri sering mengantar istrinya ke pasar.

Saat peresmian itu sang kiai minta ibunya naik panggung. Di situ kiai mencium kening  ibunya. Mencium lutut sang ibu. Mencium kaki sang ibunda.

Ayah sang kiai sudah meninggal lama. Tapi sang ayah masih sempat menyaksikan kiprah anaknya itu membangun pesantren. Sang ayah juga sering ikut pengajian anaknya. “Ayah saya selalu saya pakai contoh sebagai ayah yang mulia. Yakni ayah yang tidak canggung ikut mengaji ke anak,” ujar kiai seperti ditirukan Sholeh.

Yang juga menarik: istighotsah di pondok ini dilakukan dengan cara melantunkan syair. Kesannya lebih berdendang syair daripada istighotsah. Syair itu juga gubahan sendiri sang kiai.