”Masak pertumbuhan belanja pemerintah bisa lebih rendah daripada pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Sampai -6,9 persen,” ungkapnya kepada Jawa Pos (Grup Radar Bogor), kemarin.
Keanehan itu, menurut dia, menjadi indikasi bahwa Indonesia pun akan masuk jurang resesi pada triwulan ketiga. ”Jadi pasti masuk,” tegasnya.
Sebab, belanja pemerintah tidak bisa diandalkan sebagai motor utama untuk mendorong pemulihan ekonomi. Itu adalah catatan yang serius.
Tren pertumbuhan ekonomi juga membuktikan bahwa stimulus perpajakan tidak efektif sehingga sebaiknya diubah ke dalam bantuan sosial.
Dengan begitu, itu langsung berdampak pada penyelamatan masyarakat yang rentan miskin maupun miskin. Sebab, bantuan tersebut langsung dibelanjakan masyarakat.
”Nyatanya, meski stimulus pajak korporasi yang mencapai 24 persen dari total stimulus, PHK terus jalan. Ini jadi salah satu catatan ya. Jadi, menjaga daya beli adalah fokus pemulihan UMKM dan mengoreksi stimulus yang tidak efektif,” ucapnya.