LD ke Paris

0
45

Itulah putri tunggalnyi. Yang sangat dia banggakan. Sang putri memilih ikut ibu. Bukan ikut ayah. Terutama karena punya minat yang besar di bidang yang sama: batik. “Berarti akan ada yang mewarisi kecintaan saya pada batik,” ujar LD.

Hobi LD di supercar. Kecintaan LD di batik. LD sendiri mewarisi ‘cinta batik’ itu dari sang ayah. Yang sangat cinta pada budaya Jawa. Mulai wayang sampai itu tadi: batik. Sang ayah meninggal ketika LD baru berumur 19 tahun –kena serangan jantung.

Sejak itu LD bertekad harus mandiri. Ibunda LD adalah ibu rumah tangga. LD harus pula memikirkan adik laki-lakinyi. Maka LD mengambil kursus kecantikan. Agar bisa segera buka usaha. LD sendiri sangat cantik, dengan ‘i’ lima.

LD juga sudah punya tabungan. Uang pemberian ayahnyi selalu ditabung. Hasilnya sangat besar: bisa untuk membeli supercar, Porsche Boxster. Umur 18 tahun, begitu bisa mendapat SIM, LD langsung mengemudikan Porsche Boxster. LD tidak tertarik dengan kebiasaan bapaknyi: naik Mercedes-Benz.

“Dulunya saya itu agak tomboy,” ujar LD.

Kalau pun tomboy LD ini tentu tomboy yang unik: supercar, jeans, dan batik. Lalu ketiga benda itu dia kombinasikan: menjadi bisnis.

Tas wanita mahal produksinyi, merk LD, dia hiasi batik. Produk jeans yang dia jual adalah jeans hasil tabrakan dengan batik. Pun mobil Porsche-nyi yang mahal itu dia cat dengan motif batik.