“Makanannya juga biasa daun lamtoro, maupun daun-daun tumbuhan layaknya kambing lainnya. Tidak ada perlakuan khusus, setelah tau bau pandan begini ya tetap saya rawat biasa, tidak ada ritual atau perlakuan khusus juga,” tambahnya.
Sementara itu, meski banyak tawaran harga tinggi hingga belasan juta rupiah, Asmu’i enggan menjualnya kepada warga. Pemilik kambing memilih untuk tetap merawatnya bersama dua kambing lain yang ada kandang miliknya.
”Tidak saya jual, bahkan sempat ada juga orang yang mau tukar kambing saya ini dengan satu ekor sapi, tapi saya tidak mau. Tetap akan saya rawat saja,” pungkasnya. (man)