Memaknai Kemerdekaan di Tengah Pandemi

0
42

Lebih jauh lagi dari itu, proklamasi kemerdekaan merupakan babak baru dimulainya perjuangan berikutnya untuk mempertahankan dan mengisi eksistensi kemerdekaan yang sejati. Merdeka dari kebodohan dan keterbelakangan. Merdeka dari mental kolonialisme dan imperialisme di negeri sendiri. Mental yang mengedepankan kepentingan kekuasaan pribadi atau golongan di atas kepentingan bangsa sendiri.

Pilihan merdeka adalah pilihan rasional yang selama ini memang hidup di tengah-tengah masyarakat. Bahkan, nilai-nilai kemerdekaan itu justru pilihannya ada pada kata merdeka itu sendiri. Pekik “merdeka atau mati” ini sekarang menjadi normatif dan nostalgik, terutama bagi mereka generasi millenial di zaman now ini.

Mereka memahami pekik merdeka sebagai hasil proses kognisi dalam mempelajari sejarah, sedangkan “rasa” pekik merdeka itu sudah sayup-sayup mencapai dawai rasa.

Dikatakan “normatif” karena terkesan datar-datar saja, tidak ada implementasi yang menunjukan gregetnya sama sekali, sehingga bermakna bias. Sedangkan, dikatakan “nostalgik” karena hanya menimbulkan kesan nostalgia yaitu sekedar mengenang memori masa lalu saja, tanpa pengaplikasian atau aksi nyata sebagai perwujudan mengisi kemerdekaan yang sesungguhnya.