Wardah Sasmi

0
48

Tentu juga karena struktur kepemilikan di Wardah begitu simpel. Demikian juga struktur di manajemennya. Itu bisa membuat Wardah bergerak cepat ibarat sebuah start-up tapi dengan manajemen perusahaan yang mapan.

Hanya saja Wardah masih harus bertempur di item sampo. Yang belum sukses. Sampo Wardah masuk ke medan perang ketika arena pertempuran sedang seru-serunya seperti itu.

“Kami harus mengubah strategi. Kami tidak bisa mengimbangi dengan cara yang sama,” ujar Dr. Nurhayati.

Maksudnya: tidak akan membalas dengan memghamburkan uang promosi dan potongan harga yang tidak masuk akal. “Kami pindah ke taktik gerilya,” katanya. Sayangnya taktik baru itu terhambat oleh pandemi. Taktik gerilya itu memerlukan banyak bertemu langsung dengan konsumen. “Kami harus menjaga keselamatan karyawan kami. Itu nomor satu,” ujar Nurhayati.

Kemenangan sampo Wardah masih harus tertunda. Entah sampai kapan. Tapi Wardah tetap teguh. Tidak akan go public ke pasar modal. Saya mendukung itu. Budaya perusahaan di Wardah bukanlah jenis ‘budaya binatang ekonomi’.

Saya tidak bisa membayangkan apakah orang seperti keluarga Wardah sampai hati untuk goreng-goreng saham. Atau akuisisi sini akuisisi sana. Kalau perlu secara curang –yang penting harga saham naik terus. Saya juga tidak bisa membayangkan apakah Nurhayati tega sengaja menjatuhkan harga saham untuk menipu publik.