Harian Apel

0
55

Ia merestui ketika wakil presidennya sendiri mendirikan partai di luar Kuo Ming Tang: Lee Teng Hui. Lalu ikut pemilu pertama di Taiwan. Menang. Sebetulnya sejak Chiang Ching Kuo jadi presiden keinginan merebut kembali daratan Tiongkok mulai reda.

Tambah reda lagi di zaman Presiden Lee Teng Hui. Tapi Tiongkok tetap menganggap Taiwan –bekas salah satu provinsi Jepang– sebagai salah satu provinsinya. Yang harus direbut –kalau perlu dengan kekerasan.

Baru di zaman Presiden Donald Trump ini Amerika mendukung penuh Taiwan. Dan sejak mengakui hanya Tiongkok yang berhak mewakili ‘One China’ di tahun 1979, baru kali ini Amerika mengirim seorang menteri ke Taiwan.

Tapi Tiongkok kelihatannya tidak akan terpancing lebih dalam di Taiwan. Yang justru hanya akan menguntungkan posisi politik Trump di pilpres tanggal 3 November nanti.

Tapi, di sektor Hong Kong, Tiongkok tidak akan mundur. Apa pun taruhannya. Barat menilai dengan menerapkan UU baru Keamanan Nasional, Hong Kong bisa kehilangan statusnya sebagai salah satu pusat keuangan dunia.

Tiongkok tidak peduli. Singapura adalah bukti. Dengan pemerintahan otoriter Singapura toh tetap menjadi salah satu pusat keuangan dunia. Yang juga disenangi dunia Barat. Soal dinilai anti-kebebasan pers Tiongkok lebih tidak peduli.