Sewaktu 200 polisi menggerebek kantor koran itu, ada pesan khusus dari komandan mereka: jangan mengganggu ruang redaksinya. Jangan sampai persiapan terbit koran itu terhambat. Tapi polisi tidak bisa tidak masuk ruang itu. Kantor Jimmy Lai ada di lantai yang sama.
Keesokan harinya Harian Apel tetap terbit. Tetap anti-Tiongkok. Bahkan ketika dilakukan penggerebekan, harian itu membuat siaran live streaming. Justru oplah untuk edisi setelah penangkapan itu naik drastis. Dari biasanya 70.000 menjadi 500.000 eksemplar.
Hong Kong rupanya telanjur basah. Sekalian terjun ke air. Apa pun risikonya. Dari pada Hong kong Merdeka. (dahlan iskan)