Tapi, untuk pemain yang tahun lalu masih membela Mitra Kukar di Liga 2, karir politik Atep tergolong melaju cepat. Pemain yang bisa berposisi sebagai gelandang serang atau winger itu kini sudah ikut bertarung di perebutan kursi wakil bupati yang akan dihelat serentak pada 9 Desember.
Atep mengatakan terjun ke dunia politik untuk memenuhi panggilan diri sendiri lantaran ingin berkontribusi membangun daerah, khususnya di Kabupaten Bandung. Bagi dia, politik sportivitas menjadi komitmen seorang pemimpin dalam membangun daerah.
’’Basic saya memang di olahraga (sepak bola), tapi saya dengan Ibu Yena sudah menyusun program pembangunan yang bakal bisa dirasakan masyarakat secara langsung. Kesehatan, pendidikan, infrastruktur, kesejahteraan, dan lainnya. Saya yakin tujuan mulia ini bisa membawa Kabupaten Bandung lebih baik,” katanya.
Atep mengungkapkan, ada banyak permasalahan yang terjadi di Kabupaten Bandung. Di antaranya, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Tetapi, di sisi lain dia melihat ada potensi yang harus dikembangkan, terutama dalam hal sepak bola.
Menurut Atep, sudah hampir 20 tahun tidak terdengar kiprah Persikab Kabupaten Bandung yang dulu pernah berlaga di kasta teratas Liga Indonesia. Meski Kabupaten Bandung memiliki Stadion Jalak Harupat, tidak banyak orang yang tahu tentang Persikab.
’’Kalau Persikab ini bisa disentuh dan dikembangkan lagi, saya yakin Persikab akan maju. Intinya, kami datang untuk membawa perubahan,’’ katanya kepada Radar Bandung.