Terlebih lagi, menurut Tuchel, hanya karena PSG punya sumber dana tak terbatas dari Timur Tengah bukan berarti tim patron Prancis itu bisa mencapai babak semifinal Liga Champions dengan mudah.
“Kami sangat senang jadi bagian momen bersejarah ini. Orang-orang di luar sana tak memahami betapa sulit untuk mencapai semua target ini, meski tampaknya mudah dengan keberadaan skuat bagus di tim ini,” ujarnya.
“Namun ini semua kami raih dengan usaha keras dan ini merupakan langkah besar bagi kami semua,” kata Tuchel lagi.
Capaian PSG ke babak semifinal Liga Champions musim ini merupakan kali kedua bagi Le Parisien setelah 1994/95 ketika mereka dikalahkan oleh AC Milan, sekaligus pertama kali sejak dana Qatar mengalir ke tim ibu kota Prancis itu sedekade lalu.
Menurut Tuchel, PSG sudah menaklukkan masalah mental mereka di Liga Champions sejak menyingkirkan Borussia Dortmund di babak 16 besar, ketika membalikkan ketertinggalan 1-2 di leg pertama jadi agregat 3-2 di leg berikutnya.
“Saya rasa kami sudah mengatasi itu di leg kedua lawan Dortmund,” katanya.
“Ada celetukan rutin ‘kami tak bisa mencapai perempat final’ berbarengan dengan kekalahan di leg pertama yang disusul sejumlah kabar buruk jelang leg kedua, tetapi kami membalikkan keadaan di pertandingan yang digelar tanpa penonton,” pungkasnya. (antara/rur)