Efektivitas obat Covid-19 yang ditemukan, kata dia, ada yang mencapai 98 persen. Angka itu membuat pihaknya semakin yakin bahwa kerja sama Unair dengan TNI-AD dan BIN tidak percuma.
”Tidak ada celah yang kemudian bisa menghalangi (obat) ini untuk berlanjut pada proses berikutnya,” tegasnya. Proses yang dimaksud Nasih adalah produksi secara masal.
Hasil uji klinis yang dilakukan menunjukkan bahwa obat Covid-19 itu siap dipakai kepada pasien yang tertular virus SARS-CoV-2. Baik yang masuk kategori ringan, sedang, maupun berat.
Namun, ada satu catatan: obat Covid-19 itu tidak cocok untuk pasien yang sudah ditangani menggunakan ventilator atau alat bantu pernapasan. Untuk diproduksi secara masal, Unair, TNI-AD, dan BIN tinggal menunggu izin produksi dan edar dari BPOM.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa juga berharap upaya Unair, TNI-AD, dan BIN mendapat dukungan. Dengan begitu, produksi masal obat tersebut bisa dilakukan.
Wakil ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu mengungkapkan, Menteri BUMN Erick Thohir sudah mengetahui keberadaan obat Covid-19 yang diumumkan kemarin. ”Dan, beliau mendukung proses produksinya,” ungkapnya.