Karena itu, dalam acara kemarin, turut hadir pimpinan PT Kimia Farma. Selain itu, lembaga farmasi milik TNI-AD dan Polri dipastikan terlibat.
Andika menyatakan, timnya terbuka bila ada pihak-pihak lain yang ingin membantu memproduksi obat tersebut. Termasuk perusahaan non-pelat merah atau swasta.
Dia yakin urusan izin produksi dan izin edar segera tuntas. Rabu (19/8/2020) pihaknya bakal bertemu ketua BPOM untuk membahasnya. Menurut dia, BPOM turut mengikuti tahap uji klinis di Secapa.
Salah satu bukti nyata, keberhasilan TNI-AD menyembuhkan seribu lebih pasien Covid-19 dalam tempo kurang lebih sebulan. Di antara total 1.308 pasien Covid di klaster Secapa, 754 pasien dinyatakan sembuh kemarin.
Purwanti, ketua tim uji klinis yang juga dokter perwakilan dari Unair, menyatakan, sejauh ini obat tersebut efektif menyembuhkan pasien Covid-19 dengan resep diminum dua kali sehari.
Meski hanya diuji klinis kepada pasien usia 18 tahun ke atas, dia percaya, dengan dosis tertentu obat itu bisa saja digunakan pasien usia 18 tahun ke bawah. Untuk itu, dia meyakinkan bahwa obat tersebut tinggal menunggu izin produksi dan edar saja.
Purwanti memastikan bahwa efek samping obat tersebut tidak berbahaya bagi pasien. Kekhawatiran efek samping pada organ seperti jantung, ginjal, dan liver pasien sudah diperiksa dan hasilnya tidak ada masalah. ”Jadi, relatif aman untuk dipakai,” imbuhnya.(jpg)