PSBB Proporsional di Bogor Kembali Diperpanjang

0
55

”Ada penambahan kasus yang cukup banyak. Jadi, angka reproduksi efektifnya (Rt) juga naik. Kemudian, ada banyak klaster perkantoran yang sebetulnya mereka berkantor di Jakarta, kemudian menularkan ke anggota keluarga yang tinggal serumah. Jadi klaster rumah tangga. Kemarin cukup banyak kasusnya,” ucap Bony.

Menurut Bony, pembatasan mobilitas masyarakat, menjadi salah satu kunci untuk menekan potensi klaster keluarga. Pelacakan kontak erat pun harus dilakukan secara masif. Isolasi maupun karantina mandiri wajib dilakukan kontak erat sebelum hasil swab keluar. Tujuannya supaya sebaran virus penyebab Covid-19 tidak meluas.

”Kalau tidak cepat dilakukan tes, lacak, dan isolasi, kontak erat dari kasus positif berpotensi menjadi sumber penularan karena melakukan kegiatan di luar rumah. Selama mobilitas orang tidak bisa dibatasi, penularan akan terus terjadi dan sulit dicegah,” ucap Bony.

Bony menyatakan, banyak bukti ilmiah menunjukkan penerapan protokol kesehatan efektif cegah penularan Covid-19. Penerapan protokol kesehatan dengan ketat di perkantoran, harus dilakukan. Salah satunya dengan membentuk satgas Covid-19 di perkantoran. Satgas Covid-19 memastikan karyawan yang masuk dalam keadaan sehat dan protokol kesehatan diterapkan dengan sebaik mungkin.

”Idealnya, perkantoran atau perusahaan atau bisnis apapun yang masih ada pelayanan tatap muka atau kegiatan tatap muka, sebisa mungkin membentuk Satgas Covid-19. Jadi, Satgas Covid-19 ini penting untuk memastikan setiap lokasi memiliki dan menerapkan protokol kesehatan. Artinya ada ketentuan tertulis, ada sarana prasarana yang disiapkan,” terang Bony.

Bony menegaskan, kedisiplinan masyarakat terapkan protokol kesehatan amat penting dalam pengendalian sebaran Covid-19 pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) di Jabar.

”Implementasi protokol kesehatan, disiplin pakai masker, jaga jarak, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan syarat wajib sebelum vaksin Covid-19 ditemukan,” kata Bony.(jpc)