Vinus : Dewan Harus Libatkan Elemen Masyarakat

0
40
KOMPAK: (kiri-kanan) Rektor UNB Yunus Arifien, Anggota DPRD Nurodin, Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju Yusfitriadi, dan CEO Radar Bogor Group Hazairin Sitepu saat menghadiri Obsesi Radar Bogor.

BOGOR – RADAR BOGOR, Anggota DPRD Kabupaten Bogor, sudah seyogyanya bebenah dalam menjalankaan tugasnya sebagai wakil rakyat. Satu tahun pasca pelantikan, menjadi cerminan bahwa kinerja mesti diperbaiki.

Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi mengatakan, hasil survei yang dikeluarkan timnya berlandaskan atas keresahan masyarakat yang belum merasakan perkembangan signifikan selama para wakil rakyat menjabat di kursi parlemen.

Itu sekaligus evaluasi, terhadap kinerja selama setahun. Ia berharap, para wakil rakyat menjadi corong aspirasi masyarakat. “Dari survei yang sudah kami keluarkan itu, kami akhirnya menarik kesimpulan dan saran untuk anggota dewan. Memang banya hal yang mesti dibenahi,” tegasnya dalam  Obsesi (Obrolan Serius Mencari Solusi) di Graha Pena Radar Bogor, Jumat (28/8).

Yus menyarankan, untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja selama setahun dengan melibatkan seluruh stakeholder masyarakat. “Kalau antar anggota DPRD, ya sama. Pasti baik-baik saja hasilnya,” imbuh dia.

Keterbukaan dari para anggota dewan menjadi salah satu kunci utama untuk evaluasi tersebut. Ia menceritakan, bagaimana sulitnya meminta laporan kinerja dari anggota DPRD Kabupaten Bogor. Satu hal yang menjadi cermatan utama namun tak pernah muncul, kata Yus, yakni item kunjungan kerja (kunker).

“Ketika kami mencermati laporan keuangan tahun 2019, banyak anggaran yang jumlahnya miliaran tetap keterangannya cuma sudah terlaksana. Sementara tak ada kejelasan seperti apa pelaksanannya, dimana pelaksanaannya, atau detail lainnya. Artinya, kemudian di sana banyak hal yang seharusnya menjadi tuntutan. Makanya, penting kita menumbuhkan tradisi-tradisi kritis terhadap wakil kita di parlemen,” papar Yusfitriadi.

Ia berharap, agar ke depannya anggota dewan bisa menggelar forum-forum diskusi yang melibatkan elemen masyarakat secara luas. Anggota dewan juga butuh penguatan kapasitas masing-masing. “Jangan-jangan mereka tidak tahu bagaimana cara kerja dewan. Ibaratnya, yang penting dipilih rakyat, duduk di parlemen, setiap bulan terima gaji,” cecar Yusfitriadi lagi.

Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Nurodin tak menampik evaluasi terhadap kinerja-kinerja anggota dewan itu. Ia bersyukur, dengan adanya survei dan diskusi terbuka. Sebagai wakil rakyat, kata dia, dewab harus lebih banyak mendengar keresahan yang ada.

“Berbicara anggota DPRD memang tak bisa lepas dari fungsinya sebagai pengawasan. Saya memang merasakan bagaimana yang terjadi selama satu tahun ini. Saya akui, memang masih dalam taraf belajar. Apalagi ini kan lembaga politik, modal kita bagaimana masyarakat mempercayai, bukan modal kapasitasnya,” bebernya yang hadir seorang diri dalam diskusi kali ini.

Mantan Kepala Desa Kiarasari ini menganggap, wajar jika masyarakat belum puas dengan kinerja DPRD. Tak terkecuali dalam fungsi lainnya, soal budgeting, lantaran mereka dilantik pada Agustus, setahun silam.

Sementara pada waktu yang sama, pembahasan APBD telah lewat dari Kebijakan Umum Anggaran – Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Oleh karena itu, posisi untuk memasukkan inisiatif di daerah sudah lewat.

“Persoalan pengawasan di DPRD memang dominan. Karena soal regulasi itu condong dngan eksekutif. Namun, saya melihat juga satu tahun saja belum ada perda inisiatif yang lahir,” tandasnya sebagai auto kritik.

Oleh karena itu, ia menambahkan, bakal melakukan evaluasi secara indvidu maupun kelembagaan. Ia dan rekan-rekan di jajaran dewan masih harus berbuat banyak kepada masyarakat. “Tentu sebagai anggota dewan yang dipilih rakyat memang harus banyak mendengar, khususnya persoalan-persoalan di bawah,” imbuhnya.

CEO Radar Bogor Group, Hazairin Sitepu berharap, para wakil rakyat bisa bekerja maksimal. Bukan sekadar menggugurkan kewajiban. “Intinya bahwa DPRD itu suatu lembaga yang mewakili rakyat. Berarti apa yang dipikirkan, dibicarakan, dan diputuskan itu mewakili aspirasi rakyat. Produk yang dihasilkan juga untuk kepentingan rakyat,” pesannya.

Rektor Universitas Nusa Bangsa Bogor, Yunus Arifien menegaskan, kinerja dewan harus maksimal dan terus diperbaiki selama pandemi Covid-19. “Justru saat ini, masyarakat membutuhkan keberadaan dewan karena pandemi ini berdampak terhadap  berbagai bidang kehidupan,” ucapnya. (mam/c)