Wariskan Reuni

0
46

Tapi persyaratan kedua yang tidak bisa. Suwadji bukan orang yang biasa berobat di Singapura. Ia orang kaya raya yang sangat sederhana. Ia tidak kenal satu pun dokter di sana. Ia tidak pernah sakit serius.

Manusia memang harus meninggal dunia –bila saatnya tiba. Pun Suwadji. Pemilik pabrik sepatu terbesar di Surabaya itu.

Adik-adiknya sedih semua. “Seperti disambar petir,” ujar Helen Widjaja, sang adik bungsu.

Dalam dua minggu Helen kehilangan dua kakak. Padahal, 2 tahun lalu, juga kehilangan kakak kedua.

Tiga orang itu, di mata keluarga, istimewa semua. Merekalah perintis dan pembangun perusahaan. Mereka pekerja keras, sederhana dan pinter-pinter semua.

Suwadji itu misalnya, jam tangannya saja merk Seiko. Ketika ditanya kenapa tidak membeli Rolex, Suwadji mengatakan Seiko juga tepat waktu. Sama saja.

Bajunya pun itu-itu juga. Kalau tidak batik hijau, ya batik merah.