Itu dilanjutkan lagi dengan kampanye lebih memojokkan Biden: apakah orang yang seperti itu bisa membangun ekonomi? Maka Trump muncul sebagai lebih mampu membangun ekonomi.
Biden memang sempat menangkis dengan fakta. Bahwa ketidaktertiban itu justru terjadi di zaman pemerintahan Trump. Tapi, sekali lagi, fakta tidak penting.
Yang muncul kuat adalah: kerusuhan itu dilakukan oleh orang yang anti-Trump. Tidak laku lagi logika bahwa yang anti-Trump belum tentu pro Biden.
Yang jelas kubu Trump berhasil mengkampanyekan kesan: mereka yang rusuh-rusuh itu adalah pendukung Biden.
Misi mulia demo itu untuk memperjuangkan kesetaraan ras menjadi tenggelam sangat dalam.
Biden menjadi dalam bahaya. Selama berbulan-bulan Biden unggul 9 persen dari Trump. Setelah konvensi ini keunggulan Biden tinggal 6 persen. Di negara bagian yang mengambang seperti Michigan bahkan tinggal 4 persen. Di Minnesota bahkan sudah imbang.