Honda mengatakan bahwa sebagian orang bermimpi untuk lari dari kenyataan, sebagian lagi bermimpi untuk mengubah kenyataan. Kita pilih yang kedua, yakni bermimpi untuk mengubah kenyataan.
Masuk ke dalam peringkat 531+ dunia versi QS awalnya hanyalah mimpi. Mendapat skor tertinggi dalam klasterisasi Perguruan Tinggi 2020 juga awalnya sebuah mimpi. Mimpi terwujud karena kita melangkah bersama. Mimpi adalah mengerakkan, bukan sekedar melamunkan keadaan ideal.
Apa mimpi kita selanjutnya? Peringkat bukanlah tujuan utama kita. Rumus kampus terbaik adalah yang mampu memberi yang terbaik. Ada nilai tambah yang kita berikan untuk negeri, masyarakat dan kehidupan ini. Ada inovasi dan lulusan yang dirasakan manfaatnya. Ada ide dan pemikiran yang menggerakkan kemajuan.
Bangsa besar akan selalu tercipta berkat adanya kampus-kampus terbaik yang memiliki karya besar. Stanford University punya ‘Silicon Valley’ dengan inovasi yang dahsyat. IPB punya ‘Aneka Inovasi Pangan’ yang keren. ITB memiliki ‘Inovasi Katalis’ dan ITS menghasilkan ‘Motor Gesit’ yang top. Banyak kampus di Indonesia terus bergerak maju.
IPB sejak 2008-2019 memberikan kontribusi 501 inovasi atau 39% inovasi nasional menurut Business Innovation Center (BIC). Ada 57 varietas unggul IPB, beberapa sudah beredar di pasar seperti IPB 3S di 26 provinsi, Nanas, dan Pepaya Calina di 126 kab/kota dan 11 negara. Ada rumpun ayam unggul D1,D2, dan D3.
Ada inovasi produk diversifikasi pangan seperti mie dari jagung, mie wortel, mie bayam merah, dan beras analog dari sagu, ubi, dan jagung. Ada juga biskuit dari lele. Ada inovasi biomaterial seperti helm dari limbah sawit. Inovasi biofarmaka, energi dan alsintan juga banyak.