Di Amerika ”negara pribadi” di atas properti pribadi masing-masing seperti itulah yang pertama-tama ada.
Sebab itulah, hampir semua rumah tangga Amerika memiliki senjata api. Satu rumah bisa memiliki beberapa senjata. Suami punya senjata sendiri: laras panjang dan pistol. Istri punya setidaknya pistol.
Hukum yang berlaku: siapa yang memasuki pekarangan/properti tanpa izin pemiliknya bisa ditembak. Tidak harus ada peringatan. Tidak harus tembak bagian kaki.
Tradisi itu lahir sejak zaman belum ada negara itu. Mendasar. Mendarah daging.
Yang seperti itu yang sulit saya pahami –sebagai orang Jawa yang lahir dan besar di desa. Di desa saya orang bisa masuk ke pekarangan tetangga yang mana pun. Bahkan, bisa masuk rumah siapa pun. Tidak ada pagar, setidaknya tidak ada pintu pagar.
Pintu rumah saya tidak pernah dikunci. Bahkan tidak pernah ditutup, kalau siang hari. Pintu itu baru ditutup kalau ditinggal pergi beberapa hari. Tapi, pintu pagar tetap tidak ditutup karena memang tidak ada pintunya.
Untuk urusan seperti garam atau cabai, kami bisa masuk ke dapur tetangga tanpa minta izin. Rumah kami semua kosong di pagi hari. Semua ke sawah. Pintu rumah semua dibiarkan terbuka. Dan lagi memang tidak ada benda berharga di dalamnya.