Para pendekar dan jawara tergabung dalam perkumpulan tapak karuhun ini, berasal dari berbagai paguron (perguruan). Antara lain Paguron Terumbu, TTKDH Cimande, Bandrong dan Macan Guling.
“Bukan saja menginisiasi, Pak Listyo juga turut melibatkan diri. Itu sebagai wujud pendekatan dan komunikasi langsung dalam merangkul paguron-paguron untuk bersama-sama menjaga keamanan Banten,” puji Ketua Paguron TTKDH Cimande, TB. Mulyana, mengapresiasi tindakan Kapolda Listyo.
Selama menjadi Kapolda, Listyo juga dikenal dekat dengan tokoh kasepuhan adat di Banten, termasuk Banten Kidul.
“Bagi kami, Listyo merupakan jenderal tanpa sekat, tanpa ada batas, mau terjun menemui masyarakat tanpa melihat latar belakang. Kami didatangi dan diajak diskusi soal menjaga Banten aman,” ujar Irohyadi, Ketua Kesatuan Adat Banten Kidul, atau dikenal dengan Sabaki.
Tokoh pemuda juga memberikan kesan yang sama. “Sosok dan keteladanan Listyo yang kami lihat, mau berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat. Kegiatan kepemudaan selalu dibantunya, terutama yang menyangkut kegiatan sosial, seni dan budaya,” ungkap Wahyudi Djahidi, Sekretaris Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Banten.
Perhatiannya yang besar mengundang kasepuhan adat Banten untuk menyematkan Listyo bukan sebatas sebagai kapolda, tapi juga tokoh budaya yang bisa berdiri di atas semua golongan.
“Bahkan, kami menganggap Listyo sudah menjadi bagian dari masyarakat Banten. Sebagai bentuk perhormatan, kasepuhan adat Banten sempat menawarkan Listyo menjadi pembina paguron-paguron silat se-Banten,” kata Sukanta, tokoh adat Banten Kidul, sekaligus kasepuhan dari Sabaki. (*/ysp)
https://youtu.be/qLe4c9EBQLY