Tidak hanya Hoho, beberapa Kades di Banjarnegaralainnya juga menato tubuh mereka. Hoho tak menegaskan tatonya tidak ada hubungan dengan kinerjanya dia di pemerintahan.
Dia tetap melayani warga layaknya Kades pada umumnya.
Sementara itu, Renda Sabita Noris, Ketua Forum Kepala Desa dan Perangkat Desa (FKPD) mengungkapkan, tato menjadi area pribadi Kades. Namun, karena sebagai pemimpin hal tersebut akan menjadi sorotan masyarakat.
Kemudian Renda kembali menjelaskan, bahwa teman-teman harus memisahkan ranah kerja dan pribadi. Sebab sebagai pejabat publik memang akan jadi sorotan.
Renda hanya berpesan, bagi kades yang tidak bertato jangan tergiur untuk menato. Hal tersebut justru akan mengubah citra.
“Pesannya buat Kades yang belum bertato ya jangan ditato,” tutupnya. (pr/ran)