Sejak awal Singapore Airlines Group memprioritaskan untuk mengamankan sebanyak mungkin lapangan kerja.
Kita termasuk yang pertama-tama mencari dana untuk mengamankan kebutuhan keuangan. Sampai hari ini kita sudah mencari dana sebesar 11 miliar dolar (sekitar Rp 120 triliun, Red) melalui penjualan saham baru, pengamanan dana, dan jaringan kredit lainnya. Kita masih terus menggali kemungkinan sumber dana yang lain lagi.
Grup kita sudah mengurangi biaya modal dan biaya operasional sejak awal Covid-19 dengan cara menunda proyek yang tidak mendesak, bekerja sama dengan pemasok dan partner untuk mengurangi biaya, menunda pembayaran, dan menyesuaikan jadwal penerimaan pesawat baru.
Kita juga sudah mengusahakan untuk memotong gaji karyawan dan pensiun suka rela tanpa dibayar.
Ini adalah waktu yang sangat berat dan kita sangat menghargai pada semua kolega yang sudah mau ikut sengsara. Kita juga sangat berterima kasih kepada pemerintah Singapura yang telah terus menambah dukungannya kepada Singapore Airlines.
Meski begitu masa depan tetap saja masih sangat menantang. Pandemi ini masih belum juga bisa dikendalikan. Beberapa negara justru mengalami pandemi gelombang kedua dan ketiga. Kita masih belum punya vaksin. Penjagaan perbatasan antar negara masih diberlakukan dengan sangat ketat. Dan lagi pemerintah juga masih terus berusaha untuk jangan sampai terjadi kasus-kasus Covid-19 yang datang dari luar negeri.