Bila aparat penegak hukum, terutama pihak Kepolisian tidak tanggap atau terlalu dini menyimpulkan bahwa tersangka mengidap penyakit jiwa (sebagaimana yg sudah terjadi beberapa kasus), bukan tidak mungkin tumpukan kekecewaan dan ketidak percayaan kepada pemerintah semakin menjadi-jadi.
“Bila pemerintah tidak menghadirkan keamanan, keadilan, dan ‘bersikap’ memihak kepada satu golongan, membenci golongan lain, menyuarakan diksi dan narasi yang cenderung menyalahkan pihak-pihak yang berseberangan dengan Pemerintah, suasana persatuan dan keutuhan bangsa menjadi taruhannya,” katanya.
Apalagi, lanjutnya saat ini bangsa sedang menghadapi musibah pandemi yang sangat serius dan berpotensi melumpuhkan ekonomi, sungguh diperlukan sikap yang bijak dari pejabat dan pemimpin negeri untuk merangkul dan mengajak semua fihak untuk bersama, bergotong royong menyelamatkan negara dan bangsa dari ancaman kehancuran.
“Menangani kasus percobaan pembunuhan Syaikh Ali Jaber, tokoh mubaligh yang lembut dan sangat cinta Indonesia ini sebagai batu ujian bagi kepolisian, sejauh mana kemauan dan kemampuan menyelidiki sampai tuntas dan terang benderang, apa dan siapa sesungguhnya pelaku yang kejam dan jahat ini. Mari kita tunggu bersama,” pungkasnya. (*/ysp)