Pemeriksaan kondisi kesehatan melalui Swab Test massal memang rutin dilakukan di internal KPK. Terakhir dilakukan pada minggu lalu saat para pegawai akan kembali untuk bekerja setelah sebelumnya mereka mengikuti Kebijakan Work From Home (WFH) secara total selama 5 hari pada awal september lalu.
Kendati berharap keseluruhan pegawai sehat setelah massa WFH, justru banyak diantaranya yang terinveksi Virus Covid 19.
Menurut Nabila Putri, salah seorang sarjana psikologi lulusan Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Kebijakan WFH sangat tidak efektif untuk memutus mata rantai Covid 19.
Hal ini dikarenakan menurutnya masyarakat indonesia banyak yang menjadikan momen WFH bukan untuk benar benar berada di rumah, namun berpergian bahkan pulang kampung.
“Iya banyak yg jadikan momen WFH untuk mencari hiburan diluar rumah, bahkan ada yang balik ke kampung. Salah satunya tetanggaku, dia dinyatakan covid setelah menggunakan momen WFH untuk berlibur ke daerah. Jadi sebenernya WFH itu memancing orang keluar rumah dan diluar itulah orang mudah terpapar virus, ketika balik lagi ke kantor ya ga menutup kemungkinan mereka bisa nyebarin virus” tegas Nabila, (15/09/2020).
Dengan demikian, dugaan bahwa ada tarik ulur kepentingan dalam keputusan penundaan sidang Etik Ketua KPK menjadi hal yang seharusnya terlalu dini untuk disampaikan ke publik.