Begitu November kita mulai vaksinasi –biar pun darurat– berarti dalam satu tahun berikutnya seluruh rakyat sudah harus divaksinasi. Atau setidaknya 75 persen dari jumlah penduduk.
Tapi kalau dalam setahun kita ”hanya” bisa produksi 120 juta (10 juta/bulan), itu baru cukup untuk 50 persen penduduk. Apalagi kalau satu orang harus diinjeksi dua kali.
Itu akan mengkhawatirkan. Sebab daya kebal vaksin itu hanya untuk sekitar 1 tahun. Bisa jadi 50 persen yang belum vaksinasi punya potensi menulari mereka yang daya kebalnya sudah lewat.
Berarti pemerintah harus mencari lagi sumber vaksin dari perusahaan selain Sinovac. Maka kalau ada berita pemerintah juga membeli vaksin dari perusahaan lain, itulah maksudnya. Bukan karena ada masalah dengan vaksin yang dari Sinovac.
Vaksin Sinovac tidak cukup untuk jumlah penduduk kita.
Maka informasi soal vaksin ini sebaiknya dibuka selebar-lebarnya ke masyarakat. Apa adanya. Agar masyarakat yang sudah telanjur berharap banyak, bisa hidup dengan harapan itu.
Termasuk betapa sangat perlu penjelasan dari pemerintah: benarkah yang dikatakan oleh Prof C. A. Nidom dari Surabaya itu. Yang beredar luas di video itu: bahwa vaksin ini hanya akan membuat virus Covid-19 lebih agresif. Yakni seperti jagoan yang menemukan penantangnya.