Selain mengirimkan adware, sejumlah aplikasi itu juga mengenakan tarif transaksi yang sama sekali tidak berguna.
“Aplikasi yang kami temukan adalah penipuan dan melanggar kebijakan aplikasi Google dan Apple dengan membuat klaim yang menyesatkan seputar fungsi aplikasi, atau menayangkan iklan di luar aplikasi dan menyembunyikan ikon aplikasi asli segera setelah aplikasi dipasang,” kata analis Avast Jakub Vavra.
Apalagi, aplikasi berbahaya itu mendapat promosi dari para influencer TikTok dengan ratusan ribu pengikut.
Perusahaan data analisis aplikasi, Sensor Tower memperkirakan, pengembang jahat itu telah mengumpulkan Rp3 miliar berkat aksinya. (rdo/jpnn)
Berikut daftar aplikasi berbahaya di Google Play Store dan App Store: