Sedang Wahaha itu awalnya perusahaan daerah yang nyaris bangkrut. Lalu diswastakan. Mr Zong mengelolanya dengan hebat. Menjadi perusahaan sangat besar. Kisah menjadi besarnya Wahaha juga melegenda. Terutama karena Mr Zong orang yang amat sederhana. Pun setelah menjadi bos besar. Ia tetap pakai pakaian dan mobil murah. Dan yang terkenal adalah janjinya pada diri sendiri: hanya akan belanja maksimum 20 dolar sehari.
Belakangan Mr Zong merasa lelah bertengkar dengan Danone. Kedua belah pihak memilih menyelesaikan perselisihan itu dengan damai. Namun Nongfu sudah telanjur besar.
Setidaknya sama besar dengan Wahaha. Maka terjadilah pertempuran marketing terhebat dalam sejarah bisnis air minum di Tiongkok. Beruang iklannya besar-besaran. Terus-menerus. Nongfu sampai menyediakan alat-alat tes mutu air di mal-mal. Silakan konsumen mengetes sendiri di situ secara langsung. Konsumen diminta membandingkan sendiri dengan air minum kemasan lainnya.
Terjadilah perang promosi yang mendidik. Yakni di bidang ukuran sehat tidaknya air minum. Termasuk kadar mineral seperti apa yang sehat. Wahaha lantas mengumumkan akan mencari sumber air yang paling sehat: dari puncak pegunungan Himalaya. Dari Tibet. Dari salju yang dicairkan. Ternyata gagal. Mahal sekali. Terutama ongkos angkutnya. Dan lagi, setelah dites ternyata mengandung terlalu banyak zat besi.
Nongfu mendapatkan bahan baku dari danau Seribu Pulau. Danau itu di atas pegunungan, sekitar 3 jam dari kota Hangzhou. Saya dua kali ke danau yang sangat indah itu. Banyak sekali pulau di tengah danau itu. Bukan pulau yang berpenghuni. Danau itu sebenarnya tidak asli.
Itulah danau yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan besar. Bendungan itu sendiri dibangun untuk memperoleh listrik tenaga air. Ke pembangkit yang dibangun di zaman Rusia itulah tujuan saya sebenarnya. Namun mata tak bisa terelakkan untuk ikut menikmatinya –bersama ribuan turis yang ke situ.