“Ratusan kursi udah disediakan, lalu ada petugas + tentara + polisi teriak2 nyuruh kita semua duduk dlm bhs Indonesia. Ga ada info tertulis maupun verbal kita disuruh ngapain. Bahkan bule2 juga dibentak tentara, “Hey you, come back!”,” tulis Trinity.
Dia mengatakan, penumpang sudah semakin menumpuk dan semakin banyak bentakan dari petugas.
Saat itu Trinity mengaku dirinya serasa seperti sampah dan pengungsi ilegal.
Dia juga menceritakan dalam suasana tersebut tidak terlihat bagaimana seharusnya physical distancing diterapkan di bandara terbesar di Indonesia tersebut.
“Gue ambil posisi duduk agak depan n berinisiatif isi formulir pake bolpen sendiri. Sementara penumpang lainnya masih diteriakin suruh duduk, ga tau suruh ngapain. Boro2 jaga jarak! Very intimidating!” tulis dia.
Tidak hanya pelayanan yang tidak ramah dan tak ada jaga jarak yang dikeluhkan Trinity, dia juga menilai tidak ada panduan harus melakukan apa untuk bisa melanjutkan perjalanan pulang.