Ternyata itu langkah yang salah. Akhirnya saya tidak terdaftar di pusatnya Tesla sebagai pemilik Tesla.
Itu tidak apa-apa. Tapi anak muda itu pun lupa pula: email yang mana yang dia pakai untuk registrasi ke Tesla waktu itu.
Saya pun tidak begitu peduli dengan mobil itu. Tidak bisa mikir mobil itu. Saya sangat sibuk dengan urusan sia-sia. Dan anak muda itu sudah menyelesaikan magangnya di Surabaya. Ia harus pulang ke Jakarta karena sang ayah meninggal dunia.
Akhirnya Tesla saya telantar. Sudah lama di layar komputernya tertulis “harus diservis”. Tapi saya tidak bisa melakukan servis itu.
Makna dari perintah servis itu adalah: saya harus meng-upgrade software. Sudah ada software yang baru yang harus diikuti. Bisa di download lewat komputer di mobil itu. Lewat online.
Semua perintah servis –apa saja– memang bisa dilihat di layar komputer yang besar yang di dekat kemudi itu. Tapi saya tidak punya password-nya. Salah urus sejak awal.