Pelajar lebih banyak berinteraksi di sekolah dengan guru, kemudian dilanjut via WhatsApp dan belajar mandiri via YouTube.
Sedangkan guru SMP di Blitar, Sri menyampaikan, kuota yang diberikan sebenarnya tidak dimanfaatkan optimal.
Pasalnya, dia sendiri mengajar dengan metode home visit dengan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) luring.
Bahkan, banyak siswa yang tidak sadar bahwa nomornya sudah disubsidi kuota.
Informasi bagi siswa dan orang tua belum optimal dilakukan oleh sekolah dan Dinas Pendidikan setempat.
Satriwan melanjutkan, guru-guru berharap bantuan kuota ini betul-betul fungsional sesuai kebutuhan guru.