Pemerintah mencatat, pada paro pertama tahun ini, konsumsi listrik di delapan wilayah anjlok di atas 5 persen.
Delapan sistem kelistrikan yang penurunannya melampaui 5 persen adalah Sumbar sebesar 7,12 persen; Sulselra 7,68 persen; Bali 32,87 persen; Jatim 6,33 persen; Jateng 6,28 persen; Jabar 10,57 persen; Banten 12,82 persen; serta Disjaya dan Tangerang 5,62 persen.
Namun, pada Juni 2020, terjadi pertumbuhan konsumsi listrik 5,46 persen year-on-year (yoy) jika dibandingkan dengan capaian Juni 2019.
Dari realisasi tersebut, Kementerian ESDM mencatat ada satu sistem yang pertumbuhannya negatif, yaitu Bali dengan penurunan konsumsi mencapai 17,79 persen yoy.
”Seperti badan usaha lain, PLN terdampak pandemi Covid-19. Penjualan menurun karena konsumsi menurun. Pendapatan juga menurun, sedangkan biaya operasional meningkat. Ini berujung pada cash flow PLN makin tertekan,” tutur Arifin. (dee/res/c14/fal)