Sampai saat ini, hanya ada sedikit kasus infeksi ulang Covid-19 yang dikonfirmasi. Namun, tetapi peneliti menilai masih terlalu dini untuk mengatakan berapa lama kekebalan yang didapat terhadap SARS-CoV-2 dapat bertahan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kekebalan untuk banyak infeksi virus Korona tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga berumur pendek. Terlebih lagi, penulis mengatakan infeksi ulang mungkin merupakan fitur umum dari semua virus Korona yang menjangkiti manusia.
Penelitian dilakukan pada sampel kecil peserta, sehingga diperlukan studi kohort yang lebih besar. Meski demikian, penelitian ini memiliki beberapa keuntungan yang tidak dimiliki oleh penelitian lain.
“Studi serologis kami unik karena menghindari bias pengambilan sampel dari studi epidemiologi sebelumnya berdasarkan protokol pengujian berbasis gejala,” tulis para peneliti dari Laboratory of Experimental Virology, Department of Medical Microbiology and Infection Prevention, Amsterdam Infection & Immunity Institute, Amsterdam UMC, University of Amsterdam, Belanda.
Sebaliknya, pasien dites secara teratur, beberapa kali dalam setahun selama beberapa dekade, bahkan saat mereka merasa sehat. Ini penting karena banyak infeksi virus Korona dapat tetap asimtomatik atau tanpa gejala yang berarti kita bisa tak sadar infeksi ulang.
Penelitian terbaru, khususnya pada SARS-CoV-2, menunjukkan bahwa tingkat antibodi spesifik mulai menurun dalam 2 bulan pertama setelah infeksi, terutama setelah kasus ringan (yang dialami kebanyakan orang).