Penelitian dilakukan berdasarkan sampel darah, yang dikumpulkan setiap 3 bulan sebelum 1989 dan setiap 6 bulan setelahnya. Menunjukkan sebagian besar infeksi virus Korona di Amsterdam terjadi pada musim dingin.
“Dalam penelitian kami bulan Juni, Juli, Agustus, dan September menunjukkan prevalensi infeksi terendah untuk keempat virus korona musiman,” tulis para penulis yang menduga prevalensi yang lebih tinggi di musim dingin di negara-negara beriklim sedang.
Ini serupa dengan penelitian tentang virus Korona manusia lainnya, yang menunjukkan tingkat infeksi melambat di musim panas. Namun, apakah SARS-CoV-2 mengikuti tren yang sama dengan virus Korona lainnya? Belum ada penelitian lebih lanjut.
Dalam laman CDC AS, sejauh ini tercatat ada empat virus Korona alfa yang sudah menyerang manusia yaitu HCoV-229E, HCoV-NL63, HCoV-OC43, dan HCoV-HKU1. Sementara untuk virus Korona beta sudah ada tiga yang diidentifikasi yakni SARS, MERS-CoV, dan SARS-CoV-2.
Virus Korona alfa tidak seganas virus Korona beta. Virus Korona alfa menyebabkan penyakit saluran pernapasan bagian atas ringan hingga sedang, seperti flu biasa.
Sedangkan SARS, MERS, dan SARS-CoV-2 merupakan virus Korona beta yang menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah seperti pneumonia atau bronkitis.(jpc)