JAKARTA-RADAR BOGOR, Salah satu kota di Tiongkok timur telah mulai memvaksinasi beberapa orang untuk menanggulangi virus Korona. Namun, vaksin yang digunakan belum menyelesaikan uji klinis tahap akhir. Tiongkok mengabaikan peringatan dari para ilmuwan bahwa langkah tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan yang besar.
Tindakan itu disampaikan oleh pejabat kesehatan di Jiaxing dan menyoroti Tiongkok telah memperluas kampanye vaksinasi masal bahkan sebelum pengujian selesai. Tindakan Tiongkok tentu saja membingungkan beberapa ilmuwan.
Vaksin yang disuntikkan tersebut dikembangkan oleh perusahaan swasta Tiongkok, Sinovac Biotech yang disediakan dengan dasar penggunaan darurat di Jiaxing oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit setempat.
Pemerintah akan memprioritaskan orang-orang kelompok rentan yakni yang dalam pekerjaannya relatif berisiko tinggi termasuk pekerja medis, pengawas pelabuhan, dan personel layanan publik.
Dilansir dari New York Times, dua suntikan vaksin akan tersedia bagi orang-orang berusia 18 hingga 59 tahun dengan harga sekitar USD 60 atau setara Rp 840 ribu, dan diberikan dengan selang waktu 14 hingga 28 hari. Sejak Juli, Tiongkok telah memvaksinasi puluhan ribu pegawai milik negara, pejabat pemerintah, dan pimpinan eksekutif dari perusahaan vaksin.
Pemerintah Tiongkok dalam beberapa pekan terakhir menegaskan bahwa mereka akan memperluas kampanye untuk melibatkan lebih banyak orang, termasuk guru, pelancong, dan pekerja supermarket.
Salah satu pejabat tinggi provinsi, Chen Guangsheng, menambahkan bahwa kota Zhejiang juga telah memulai vaksinasi sukarela untuk mereka yang direkomendasikan. Chen mengatakan pada jumpa pers bahwa pemerintah telah memberikan 743 ribu dosis vaksin flu dan virus Korona. “Kami telah dengan mantap dan tertib mempromosikan penggunaan darurat vaksin virus Korona,” tutup Chen.(jpc)