Berikutnya, Ferdinand mengakui bahwa UU Ciptaker tentu tidak mungkin memuaskan semua pihak, dan pasti akan ada perbedaan cara pandang dan cara menilai setiap substansi dalam UU ini.
“Maka, jika ada yang kurang baik ayo kita perbaiki lewat jalur yang benar yaitu melalui JR (judicial review, red) ke MK, bukan bikin kerusuhan di jalanan. Mencintai Indonesia bukan dengan cara bikin kerusuhan, bikin keonaran dan bikin kekacauan,” tutur Ferdinand.
Terakhir, soal ultimatum 8×24 jam yang diberikan BEM SI kepada Presiden Jokowi, hal itu menurutnya suatu hal yang biasa diucapkan dalam orasi-orasi.
Bahkan seorang orator bisa meneriakkan hal lebih dari sekadar ultimatum dengan keras bahkan kasar.
“Tetapi ultimatum itu tak akan bernilai apa-apa, karena UU Ciptaker ini juga banyak didukung masyarakat termasuk mahasiswa. Jadi sebaiknya adik-adik BEM tidak usah ikut-ikutan berpolitik, tugasmu belajar selesaikan pendidikan agar segera bisa membalas berbakti kepada orang tua yang susah payah sekolahkan kamu,” pungkas Ferdinand Hutahaean. (fat/jpnn)