Hindari Muatan Provokatif, Kemenag Siapkan Materi Khotbah Jumat

0
37
Salat Jumat di Masjid Raya Baitul Faizin Cibinong berlangsung khusuk, Jumat (6/6/2020).
Ilustrasi: Salat Jumat di Masjid Raya Baitul Faizin Cibinong berlangsung khusuk, Jumat (6/6/2020).

JAKARTA–RADAR BOGOR, Materi khotbah Jumat menjadi salah satu perhatian Kementerian Agama di tengah upaya dalam mengarusutamakan moderasi beragama.

Dalam rencana strategis (Renstra) 2020-2024, Ditjen Bimas Islam menekankan pentingnya penyajian khotbah Jumat yang mencerdaskan dan jauh dari provokasi.

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menyampaikan, rumah ibadah merupakan pusat syiar moderasi beragama demi mewujudkan Islam yang damai dan mendukung stabilitas beragama serta bernegara.

Hanya saja, tidak dipungkiri bahwa ada fenomena khotbah Jumat yang berisi materi provokatif. Hal ini akan menjadi perhatian Bimas Islam untuk jangka waktu empat tahun ke depan.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah ikut menyiapkan naskah khotbah Jumat yang relevan. “Saat ini diperlukan materi khotbah Jumat yang responsif dan relevan dengan perkembangan zaman,” ungkap Kamaruddin.

Dia menambahkan, stabilitas kehidupan beragama di Indonesia tak bisa dilepaskan dari meningkatnya kualitas bimbingan dan penyuluhan agama Islam. Penyuluhan yang dilakukan di antaranya melalui standardisasi kompetensi kepenyuluhan agama Islam berbasis kurikulum moderasi beragama.

Kemenag juga akan menyediakan literasi digital yang mendukung peningkatan kualitas para pemuka agama, di antaranya melalui para khatib Jumat. Kemenag juga telah menyiapkan naskah-naskah khotbah Jumat gratis, termasuk naskah khusus untuk disampaikan kepada generasi millenial sebagai bagian penting dari struktur sosial saat ini.

Bahan-bahan khotbah Jumat dapat diunduh melalui laman http://simbi.kemenag.go.id/. Link ini menyediakan naskah khotbah yang bisa diakses secara gratis oleh masyarakat.

“Perhatian terhadap hal ini menjadi bagian dari program besar moderasi beragama. Dalam misi besar ini, berbagai cara telah ditempuh Kemenag belakangan ini, termasuk pembaruan buku-buku ajar, pembinaan penceramah berwawasan kebangsaan, pembentukan Pokja Moderasi Beragama, dan penyusunan buku Moderasi Beragama,” pungkas Kamaruddin.(jpc)