Media setempat mengatakan ia adalah dokter muda dan baru saja merampungkan studi tahun lalu. Sebelum tertular ia sehat dan tetap bekerja.
Sementara itu, AstraZeneca menolak berkomentar. Namun Oxford dalam pernyataannya mengatakan insiden sudah ditinjau secara independen dan akan melanjutkan uji klinis.
“Setelah penilaian secara cermat atas kasus kematian di Brasil, tidak ada kekhawatiran tentang keamanan uji klinis dan tinjauan independen selain pemerintah telah merekomendasikan agar uji coba tetap dilanjutkan,” tulis lembaga itu.
Brasil sebelumnya memiliki rencana untuk membeli vaksin dari Inggris dan memproduksinya. Sejauh ini sudah ada 8.000 relawan yang disuntik vaksin, dari target 20.000 orang.
Di September, vaksin eksperimental AstraZeneca dan Oxford ini sempat dihentikan pengujiannya. Pasalnya seorang relawan di Inggris mengalami sakit misterius.
Namun, dalam penelitian vaksin biasanya memang tidak hanya vaksin yang diberikan. Relawan biasanya dibagi dalam dua kelompok, satu mendapat vaksin perusahaan penguji dan satu lagi suntikan plasebo. (cnbc)