Vaksin Unair Segera Diuji Coba Kepada Kera

0
34
Ilustrasi Vaksin
Ilustrasi Vaksin
Ilustrasi Vaksin
Ilustrasi Vaksin

JAKARTA-RADAR BOGOR, Paguyuban tim peneliti Universitas Airlangga (Unair) terus mengembangkan riset vaksin Covid-19. Saat ini riset vaksin merah putih platform Unair telah memasuki critical step (tahap kritis). Setelah itu, calon vaksin tersebut dipersiapkan ke tahap preklinis untuk diuji terhadap hewan.

Koordinator Produk Riset Covid-19 Unair Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih menyatakan, tim peneliti Unair sejatinya melakukan riset vaksin sejak Maret. Bersama para pakar biomolecular engineering, kedokteran spesialis, ahli virologi, Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), RSUD dr Soetomo, dan pusat-pusat riset di Unair, riset vaksin Covid-19 pun dimulai. ”Kami bentuk tim yang lengkap dari semua aspek,” katanya.

Peneliti di Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati Unair itu menjelaskan, saat ini timnya telah membuat konstruksi desain vaksin Covid-19. Sebelumnya, Unair juga menemukan whole genome sequencing pada April dan menyumbangkannya ke data pusat internasional.

Jadi, Unair telah memiliki strain atau sequencing dari virus yang menginfeksi di Indonesia. Khususnya di Surabaya dan Jawa Timur. ”Strain itu kami jadikan bagian dari konstruksi calon vaksin, lalu ditambah dengan strain asli dari Wuhan dan subunit,” jelasnya.

Nyoman menyebutkan, dalam riset vaksin Covid-19, ada dua jenis platform. Yaitu, classical platform dan modern platform. Saat ini Unair menggunakan modern platform dengan berbasis virus vector dan DNA.

Dalam penelitian tersebut, Unair juga bekerja sama dengan alumni di Manchester United yang memiliki pengalaman riset vektor virus. ”Jadi, sekarang menyelesaikan konstruksi desain vaksinnya. Kalau ini berhasil, bisa berlanjut ke tahap selanjutnya,” ujar dia.

Wakil rektor I itu mengatakan, konstruksi vaksin yang didesain dimulai dari vektor virus. Saat ini timnya memproduksi virus untuk tahap kritis atau tahap penentu riset vaksin Covid-19. ”Kalau virusnya dapat memproduksi packaging virus, konstruksi vaksin berhasil dan tahap preklinis dapat dilakukan,” jelasnya.

Nyoman menegaskan, setiap riset pembuatan vaksin harus melewati critical step. Itu pun dialami setiap peneliti vaksin di seluruh dunia. Di Indonesia, ada Eijkman dan Unair yang kini meneliti vaksin merah putih.