Pengetesan itu dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Waktu tes begitu lama karena semua sistemnya harus teruji.
Ini adalah kendaraan umum yang harus benar-benar aman. INKA memang sudah melakukan test tapi tidak dalam satu tes simulasi operasional.
Tes itu akan menyangkut sinyal dan sistem komputernya. Kereta itu tidak akan dikendalikan masinis. Ia jalan sendiri. Berhenti sendiri. Sepenuhnya mengandalkan komputer.
Posisi aliran listrik untuk kereta ini tidak di atas gerbong seperti KRL. Aliran listriknya di rel ke-3. Yang letaknya di sebelah luar rel layang itu. Karena itu jalur kereta ini harus jalur layang. Akan jadi persoalan kalau jalurnya di darat yang banyak persimpangan.
INKA punya kemampuan membuat LRT seperti itu. Yang kecepatan puncaknya 80 km/jam –menjadi rata-rata 60 km/jam karena sering berhenti.
Dari kereta seperti itu, INKA lantas melirik pasar bus listrik. Apalagi dulu INKA pernah diminta membuat mobil kancil –rencana mobil nasional di masa Prof B.J. Habibie.