Waktu membuka laptop itulah John Paul menemukan email yang mencurigakan. Lantas, katanya, ia menghubungi anggota DPR dari Partai Republik. Tidak ada yang merespons. Ia pun menghubungi pengacara yang bekerja di kantor pengacara Rudi Giuliani –mantan wali kota New York yang terkenal itu.
Mengapa Rudi Giuliani baru membuka soal ini dekat-dekat Pemilu?
Sebenarnya berkas itu sudah disampaikan ke media besar seperti Harian Wall Street Journal dan stasiun TV Fox News. Dua-duanya sangat pro Donald Trump. Tapi keduanya tidak ada yang memuat. Bahkan Wall Street Journal sudah menyimpulkan bahwa berkas itu meragukan. Tidak mau memuatnya. Demikian juga Fox News.
Belakangan, dua minggu menjelang Pemilu, baru ada satu harian kecil di New York yang memuat kasus itu: New York Post. Milik konglomerat media Rupert Murdoch yang memang juga pro Trump.
Heboh.
Tapi, itu tadi, tidak ada yang percaya. Bahkan berkembang ke penelusuran tentang proyek intelijen yang di Hongkong tadi.
Tapi keterangan John Paul memang penuh tanda tanya. Misalnya, ia mengatakan laptop rusak itu tidak pernah ada yang mengambil.
Hunter Biden tidak mengambilnya –karena memang bukan ia yang membawanya ke servis.