Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa AM menghasilkan interferon dalam jumlah besar setelah terinfeksi virus pernapasan, seperti influenza.
Menurut rilis oleh Aarhus University, penelitian baru juga menunjukkan produksi interferon dalam sel epitel yang terinfeksi dapat dihambat oleh virus korona baru, yang biasanya menginfeksi lapisan epitel, lapisan sel terluar paru-paru.
Namun para peneliti mengatakan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami bagaimana virus dapat menghindari dikenali oleh sistem kekebalan tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh juga perlu dikaji lebih dalam. (*/ran)