Ketika Trump terpilih empat tahun lalu, Rudy ditawari menjadi menteri luar negeri. Ia menolak. Ia pilih terus dekat Trump secara pribadi. Memang banyak orang punya prinsip begini: menjadi teman presiden lebih enak daripada menjadi bawahannya.
Sebagai pembela Trump yang paling depan, Rudy siap membawa urusan pilpres ini ke pengadilan. Pun kalau harus di setiap negara bagian. Terutama yang Trump kalah. Lebih utama lagi di lima negara bagian kunci: Pennsylvania, Arizona, Georgia, Michigan, dan Wisconsin.
Sehari setelah Pemilu pun Rudy sudah berangkat ke Pennsylvania. Bersama tim hukumnya. “Terjadi kecurangan yang masif di Pennsylvania,” tulis Rudy di twitter-nya.
Tentu Rudy –sebagaimana Trump dan anak-menantunya– tidak perlu memberikan bukti tuduhannya itu. Sudah dianalisis oleh Twitter bahwa 38 persen isi tweet kelompok Trump ini menyesatkan.
Karena itu pihak Twitter mengambil langkah khusus. Termasuk kepada Rudy: enam tweet -nya hari itu oleh Twitter diberi tanda: *) tidak dudukung fakta dan bisa menyesatkan.
Artinya: pembaca tidak boleh percaya begitu saja.
Bagaimana bisa percaya. Salah satu bunyi tweet itu seperti ini: di Pennsylvania ada satu orang bisa memilih 100.000 kali.