PTV yang dimaksud bisa berupa Politeknik, akademi komunitas, universitas/institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program diploma dua (D-2).
Prinsip dasarnya adalah, program ini harus berbasis kebutuhan nyata dari DUDI. Tanpa itu, maka program ini tidak dapat berjalan.
Kebutuhan nyata DUDI adalah lulusan dengan KOMPETENSI (hardskills dan softskills tinggi) yang memiliki mental Siap Kerja dan Siap Belajar Sepanjang Hayat.
Program ini merupakan program yang mendorong peserta didik SMK dapat lebih cepat mendapatkan kompetensi yang lebih tinggi melalui mekanisme yang lebih praktis.
Tentunya disertaidengan gelar atau level ijazah yang lebih tinggi. Untuk bisa mendapatkan Diploma Dua, peserta didik Program Jalur Cepat SMK-D2 yang telah menjalankan pendidikan di SMK selama tiga tahun (termasuk praktik kerja lapangan selama enam bulan), dapat secara merdeka memilih meneruskan langsung satu setengah tahun pendidikan di PTV (termasuk satu tahun magang).
“Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi, jadi pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” jelas Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto saat membuka peluncuran kedua program Merdeka Vokasi tersebut melalui panggilan video (13/11).
Syarat khusus lainnya yaitu, Kurikulum disusun bersama (SMK, PTV dan DUDI) sejak semester 1 s/d 9, serta selama Sembilan semester tersebut, para dosen PTV dan expert DUDI bergabung dengan para guru SMK untuk terjun langsung mengajar para siswa SMK sejak kelas 10 SMK sampai dengan mereka lulus D2 pada semester 9.