Selanjutnya, tutur Trimedya, Kapolri ke depan harus bisa lebih mengedepankan fungsi pengayoman masyarakat, bukan fungsi penegakan hukum.
Saat ini, polisi lebih mengedepankan penegakan hukum. Seharusnya yang lebih dikedepankan adalah memelihara ketertiban umum, memberikan rasa aman kepada masyarakat, baru kemudian penegakan hukum.
Selain itu, kapolri yang akan datang harus bisa membenahi Bhabinkamtibmas, sehingga bisa melakukan deteksi dini, termasuk mendeteksi potensi teroris, kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, penyimpangan-penyimpangan dalam berbagai proyek pembangunan, dan permasalahan lainnya.
Menurut dia, saat ini Bhabinkamtibmas agak lemah karena tidak banyak perhatian. Yang harus diperhatikan Bhabinkamtibmas adalah alat komunikasi, kendaraan, honor, dan lainnya. Kalau itu diperhatikan dan berkolaborasi dengan Babinsa, maka deteksi dininya akan kuat dan tercipta rasa aman.
Soal profesional, modern, dan terpercaya (Promoter) yang menjadi program kerja Polri, menurut dia, sejauh ini sudah cukup bagus. Terbukti, komplain terhadap Polri belakangan sudah semakin berkurang. Itu harus diapresiasi. “Tapi Bhabinkamtibmas itu yang harus diperhatikan, termasuk anggarannya,” kata dia.
Dia menilai, sosok Kapolri Idham Azis sebenarnya sudah cukup bagus, karena sudah hampir selesai dengan dirinya, sehingga tidak memiliki beban. Namun, dari sisi gebrakan, Idham Azis dinilai kurang menonjol. “Mungkin karena dia hanya menjabat satu tahun dua bulan saja dan termakan Korona,” papar dia.