AHY menjelaskan, ada pakaian dinas harian (PDH) untuk bekerja sehari-hari dalam markas. Ada pakaian dinas lapangan (PDL) untuk tugas-tugas di lapangan. Ada pakaian dinas upacara (PDU) khusus untuk upacara.
Diketahui, saat masih dinas di militer, AHY sendiri sempat menyalurkan kreativitas dan inovasinya untuk merancang rompi tempur anti peluru bagi pasukan Kostrad, yang diberi nama Sistem Angkut Kelengkapan Tempur Individu (SAKTI) saat berpangkat Mayor, pada tahun 2012.
Saat terpilih sebagai Ketua Umum secara aklamasi dalam Kongres V PD tahun 2020, AHY kemudian ikut merancang beberapa jenis seragam bagi pengurus dan kader PD.
Bentuknya berupa jas, jaket, pakaian kerja lengan panjang dan pendek, pakaian lapangan, hingga batik serta pakaian olahraga.
“Kami berprinsip muda adalah kekuatan. Tentu saja ini tidak semata-mata bermakna usia biologis, tapi muda dalam pemikiran dan karya. Muda ini kemudian kami terjemahkan sebagai semangat muda untuk berpenampilan adaptif atau selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan,” kata AHY.
“Karena itu, dengan penampilan yang adaptif, politisi terhindar dari menjadi elitis. Jadi kita tidak lagi ketemu petani dengan mengenakan jas. Masyarakat senang, politisi bisa membaur,” ungkapnya.