Politeknik Negeri Kupang Tambah Jumlah Guru Besar di Lingkup Politeknik Indonesia

0
37
Pose bersama setelah Acara Pengukuhan Guru Besar Politeknik Negeri Kupang, Prof. Dr. Adrianus Amheka, S.T., M.EngI. Foto: Postkupang.com
Pose bersama setelah Acara Pengukuhan Guru Besar Politeknik Negeri Kupang, Prof. Dr. Adrianus Amheka, S.T., M.EngI. Foto: Postkupang.com

KUPANG-RADAR BOGOR, Politeknik Negeri Kupang (PNK) kemarin (29/11/2020) melahirkan seorang guru besar pertama bidang teknik mesin sistem energi lingkungan.

Profesor sulung yang dilahirkan itu adalah Dr Adrianus Amheka, ST, M.Eng berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 30 Juni 2020 dan dikukuhkan melalui Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Politeknik Negeri Kupang pada Sabtu 28 November 2020.

Direktur Politeknik Negeri Kupang, Nonce Farida Tuati mengatakan, lahirnya guru besar pertama pada lembaga tersebut adalah sebuah kebanggaan sekaligus tantangan bagi jajaran dosen di lingkup lembaga vokasi tersebut.

Menurutnya, untuk menggapai jabatan akademik tersebut butuh perjuangan dan ikhtiar yang kukuh, karena sejumlah syarat yang berat dan sulit. Namun demikian hal itu tidak perlu menjadi hambatan bagi para dosen untuk menggapainya.

“Non est ad astra mollis e teris via,” ungkapnya mengutip kata bijak latin. Dia berharap capaian tertinggi pada bidang akademik ini akan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.

Nonce mengatakan, pada lingkup Politeknik Negeri di Indonesia, baru terdapat 17 profesor dan salah satu di antaranya yang berasal dari Politeknik Negeri Kupang.

“Kami sangat berbangga atas momentum ini, namun kami tetus mendorong agar akan terlahir profesor-profesor lainnya dari lembaga ini,” katanya.

Pengembangan sumber daya manusia pada lembaga pendidikan Politeknik Negeri Kupang kata Nonce, terus dilakukan. Hal ini demi menjadikan lembaga ini sebagai lembaga unggul dan memiliki daya saing mumpuni untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas.

Kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di luar negeri menjadi keniscayaan. “Saat ini ada sejumlah dosen yang kami kirim menggunakan beasiswa untuk menempuh pendidikan di sebuah universitas di Taiwan,” katanya menyebutkan.

Tidak hanya itu, kerja sama pendidikan juga dilakukan dengan sejumlah perguruan tinggi di dalam negeri. “Semua ini untuk kepentingan peningkatan kualitas output pendidikan dari Politeknik Negeri Kupang,” paparnya.

Nonce berharap agar pemerinrah daerah bisa memanfaatkan sejumlah sumber daya lokal yang sudah sangat mumpuni untuk pembangunan daerah.

Sementara Prof Dr Adrianus Amheka, ST, M.Eng dalam orasinya mengatakan, gelar profesor yang dicapainya bukan miliknya sebagai personal, tetapi milik bersama.

Ini dimaksud agar akan ada kontribusi signifikan bagi kesejahteraan masyarakat yang lebih luas. Dalam kesempatan tersebut, Prof Adrianus menyampaikan rekomendasi terkait pemanfaatan energi bahwa dari keberdaan struktur ekonomi dan tren kebijakan yang mengintegrasikan sistem energi dan lingkungan yang ada pada Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya Kota Kupang.

Menujukan bahwa masih terdapat ruang untuk menerapkan kebijakan implementasi pengelolaan energi bersih atau EBT untuk mendukung pembangunan daerah rendah karbon yang berkelanjutan.

Menambahkan, Dirjen Pendidikan Tinggi Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, ada kesempatan sama mendorong jajaran dosen di lembaga pendidikan vokasi untuk terus terpacu mencapai gelar profesor tersebut. Capaian riset terapan ini diharapkan agar bisa menghasilkan produk Indonesia yg mendunia.

“Guru besar terapan akan lebih menghasilkan ekostem riset terapan dan ekosistem pembelajaran yang lebih memastikan lulusan kompeten, tidak pada hardskills saja tetapi softskills yang kuat. Ajak industri untuk pasarkan hasil penelitian,” katanya.

Dia mengatakan, jika riset vokasi, atau riset terapan, hanya berhenti pada paper atau publikasi saja tanpa penerapan, tanpa hilitisasi produk riset ke pasar atau masyarakat, maka kurang punya makna terapannya dan kurang kemanfaatannya. Karenanya penting untuk diimplementasikan.

“Kita sudah terbiasa impor. Ini bukan Indonesia di masa depan. Samsung dari Korea. Ipin Upin masih impor dari Malaysia. Daya kreasi kita diharapkan diperkuat dan dipertegas harus sampai menghilirkan produk riset ke pasar,” katanya.

Dengan lahirnya profesor terapan tambahnya akan membuka ruang besar bagi kemajuan SDM dan produk karya bangsa Indonesia.

“Mari bergerak bersama untuk capaian  sumber daya manusia yang kompeten serta menghasilkan produk riset terapan yang berguna bagi andalan Indonesia,” katanya mengajak.

“Kami menanti teknologi terapan untuk kelestarian lingkungan kita,” tambah wikan Sakarinto.

Hadir dalam pengukuhan itu Dewan Guru Besar Universitas Negeri Nusa Cendana (Undana)  antara lain Prof Alo Liliweri serta para undangan lainnya. (*/ran)