BOGOR-RADAR BOGOR, Dokter Leopoldo Luque membantah tuduhan malapraktik yang mungkin terjadi terhadap meninggalnya Diego Maradona pada Rabu (25/11/2020).
Kediaman dan kantor Luque telah digeledah polisi Argentina sebagai bagian dari proses penyelidikan yang disetujui jaksa dan hakim.
Luque adalah dokter saraf yang menangani operasi pembekuan darah di otak Maradona.
Pascaoperasi, Maradona menjalani pemulihan di rumah sakit sebelum diizinkan pulang ke rumahnya.
Beberapa hari setelah pulang ke kediamannya, Maradona dinyatakan meninggal akibat serangan jantung. Polisi tengah menggelar penyelidikan untuk menguak kemungkinan terjadi kelalaian.
Luque mengatakan telah merekomendasikan Maradona tinggal di rumah sakit pascaoperasi. Tetapi ia menambahkan, “tidak bertanggung jawab atas segala sesuatu” yang melibatkan perawatan medis Maradona.
“Jika Anda bertanya kepada saya, saya adalah seorang ahli bedah saraf dan pekerjaan saya sudah berakhir. Saya sudah selesai menangani Maradona,” ujar Luque dikutip Sky News.
“Tidak ada kelalaian medis, bahkan apa yang mereka katakan tentang penyakitnya. Diego mengalami kejadian tak sengaja yang menyebabkan serangan jantung pada pasien dengan karakteristiknya, yang merupakan hal paling umum bagi pasien untuk meninggal dengan cara tersebut,” tambahnya.
Luque melanjutkan, serangan jantung bisa terjadi pada pasien dengan kondisi terakhir Maradona. “Sayangnya, itu adalah fakta yang bisa terjadi sebelum atau sesudahnya,” kata dia.
Sementara itu, melansir CNN, Kuasa Hukum Maradona, Matias Morla, menegaskan akan mencari penyelidikan penuh penyebab kematian El D10S, termasuk keterlambatan kedatangan ambulans.
Ambulans membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk tiba, yang merupakan kebodohan kriminal,” tulis Morla di akun Twitter pribadi.
Maradona sudah resmi dimakamkan di Pemakaman Jardin Bella Vista, Buenos Aires, Kamis (26/11) sore waktu setempat. Pemakaman berlangsung khusyuk dan hanya dihadiri keluarga dekat. (*/ran)