Pemda Harus Optimalkan 3T

0
46
Salah satu posko pencegahan Covid-19 yang didirikan oleh warga.
Salah satu posko pencegahan Covid-19 yang didirikan oleh warga.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyayangkan, perkembangan penanganan kasus positif Covid-19 pekan ini, terjadi kenaikan kasus cukup besar, yaitu 19,8% dibandingkan pekan sebelumnya.

“Dari 30.555 di Minggu lalu, menjadi 36.600 pada minggu ini,” jelasnya saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB sebagaimana disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/12/2020).

Meskipun pekan ini terjadi keseimbangan jumlah provinsi, yang mengalami kenaikan kasus sebanyak 17 provinsi, dan 17 provinsi mengalami penurunan kasus.

Namun dalam 5 besar provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi pekan ini berada di  Jawa Tengah naik 3.680, dari 3.937 menjadi 7.617. Kedua, Banten naik 519, dari 645 menjadi 1.164.

Ketiga, Jawa Timur naik 412, dari 2.392 menjadi 2.804. Keempat, Lampung naik 307, dari 344 menjadi 651. Dan kelima, Kepulauan Riau naik 298, dari 205 menjadi 503.

Dari kelima provinsi teratas itu, yang mendapat sorotan pekan ini,  ialah Jawa Timur karena masih bertahan dalam lima besar dalam dua pekan terakhir. Jawa Tengah pekan ini kembali masuk 5 teratas, padahal pekan lalu sudah keluar dari lima besar.

Lalu muncul satu provinsi masuk lima besar yaitu Kepulauan Riau yang sebelumnya belum pernah masuk jajaran provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi.

Satgas kata Wiku, telah berkoordinasi dengan provinsi-provinsi tersebut untuk mengoptimalkan upaya 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan).

Agar menekan laju penularan di lingkungan keluarga dan komunitas. Dan upaya yang ditingkatkan ialah isolasi mandiri secara terpusat seperti di hotel.

“Hal ini akan direalisasikan sesegera mungkin dalam rangka menjaga jangan sampai terjadi penularan di tingkat keluarga,” ujarnya.

Untuk Pemerintah daerah diminta melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait implementasi protokol kesehatan,” ungkapnya. (*/ran)