CIAWI-RADAR BOGOR, Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor melalui Direktorat Sumber Daya Insani menggelar kegiatan Workshop Jabatan Akademik Dosen dengan mengusung tema “Akselerasi Kenaikan Jabatan Akademik Dosen Universitas Djuanda” pada Sabtu (19/12).
Kegiatan workshop dilaksanakan secara daring dan luring dengan diikuti oleh seluruh dosen di lingkungan UNIDA Bogor.
Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan workhsop ini, Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si (Rektor Universitas Swadaya Gunung Jati), dan Mohammad Sofwan Efendi Direktur Sumber Daya Ditjen Dikti Kemdikbud serta moderator acara Arti Yusdiarti selqku Direktur Lembaga Penjamin Mutu UNIDA Bogor.
Chancellor UNIDA Bogor, Martin Roestamy berharap nantinya para dosen dapat lebih memahami dan mengerti bagaimana peran dan fungsi maupun cara untuk kenaikan jabatan akademik dosen.
“Semoga pada kesempatan ini para narasumber dapat berbagi pengalaman kenaikan jabatan akademik dosen. Terkait dengan hal ini, kita bagaimana pun harus peduli. Khususnya apa yang UGJ lakukan yang dapat melahirkan 3 profesor pada tahun ini, insyaAllah akan kita lakukan juga. Semoga para peserta bisa mendengarkan lebih serius. Selamat mengikuti acara dengan khusu,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unida Dede Kardaya menyampaikan perkembangan dosen di Unida Bogor perlu terus ditingkatkan, khususnya terkait dengan jabatan akademik.
Hal ini mengingat pentingnya peran dosen dalam meningkatkan kualitas perguruan tinggi untuk menjalankan fungsinya.
Lebih dari itu, dosen sebagai salah satu unsur penting dalam pendidikan tinggi diharapkan dapat ikut berkontribusi untuk kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga dapat berdampak bagi masyarakat luas seacara umum.
“Maka dalam hal ini untuk menyukseskan hal tersebut, kita sebagai dosen harus lebih sadar akan pentingnya meningkatkan kualitas diri yang tentunya akan berdampak pada institusi dan masyarakat secara umum. Oleh karena itu, bagi yang belum tolong untuk segera mendapatkan JAD, bagi yang sudah maka ditingkatkan, jika ada kendala silahkan konsultasikan ke unit kerja terkait. Mudah-mudahan workshop ini dapat memotivasi kita untuk semakin baik dan lebih baik ke depan,” tutur Dede Kardaya.
Pada sesi pertama, pemaparan materi yang disampaikan oleh Mohammad Sofwan Efendi, membahas terkait dengan pengembangan karir dan kompetensi dosen.
Mohammad Sofwan Efendi menjelaskan bahwa kebijakan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan kesempatan bagi semua insan pendidikan untuk dapat lebih baik.
“Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka itu filsafat kebijakan yang melandasi kebijakan-kebijakan baru yang pada dasarnya bertujuan untuk pertama, seluruh insan pendidikan harus mengarah pada generasi yang menjunjung tinggi akhlak mulia. Kedua, menciptakan insan dasar yang memiliki visi ilmu pengetahuan sehingga peka, kreatif, inovatif dan selalu mencari hal baru. Ketiga, bagaimana menjadikan insan pendidikan itu peka terhadap kebutuhan pasar,” paparnya.
Terkait dengan JAD ini, Mohammad Sofwan Efendi, mengatakan, salah satu hal penting bagi dosen untuk mengembangkan karir dan kompetensi yaitu dengan tulisan karya ilmiah.
Namun, kegagalan utama dalam karir dosen juga terdapat pada saat mempublikasikan karya tulis ilmiah tersebut.
“Kadang-kadang kegagalan dalam karya ilmiah itu bukan masalah substansi, tetapi pada administrasi. Banyak kami jumpai, kegagalan itu bisa dari hal-hal administratif, jadi harus teliti ketika mengirim itu harus sudah betul semuanya. Kegagalan kedua adalah jurnal yang bermasalah. Karya tulis ilmiah bereputasi dinilai dari 2 hal, yang pertama reputasi jurnal, dan yang kedua adalah kualitas tulisan,” ungkapnya.
Pemaparan selanjutnya, Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si menjelaskan bahwa jumlah guru besar atau profesor di Indonesia, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta hanya 2,16% saja.
Hal ini tentu kurang baik jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Menurutnya, sebetulnya bukan hal yang mustahil untuk kita menjadi guru besar. Strateginya adalah menulis, syarat khusus hanya satu saja yang bereputasi.
“Saya ingin berbagi pengalaman di UGJ, saya menggugah para dosen bahwasanya kita harus meningkatkan jabatan fungsional. Naik jabatan fungsional itu bukan lagi pilihan tetapi merupakan sebuah kewajiban, karena jika tidak dilakukan itu dosa, dan kalo dosa ada sanksinya,” ujarnya.
Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si. menambahkan, dibutuhkan komitmen dan kesadaran dari seluruh komponen, terutama para dosen. Kemudian perlunya membangkitkan semangat yang sama untuk maju dan menumbuhkan rasa bagi para dosen untuk membutuhkan kenaikan jabatan akademik.
“Jika kita tidak memiliki komitmen yang sama agak susah untuk kita bergerak. Naik jabatan fungsional itu mutlak untuk dosen dan perguruan tinggi yang mau maju. UNIDA Bogor ini menjadi rujukan bagi kami untuk maju, kami banyak belajar dari UNIDA dari segi inovasi pun dari segi lainnya,“ tambahnya. (*/ran)